Menu

Percik Kata Nieke

Tampilkan postingan dengan label Jalan-jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jalan-jalan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Maret 2024

Merah Merona Nasi Goreng Finna di House of Wok

Aroma saus tiram menguar di udara ketika nasi goreng Finna House of Wok dihidangkan. Warnanya merah merona. Menggoda.

*

Nasi goreng Finna House of Wok
Nasi goreng Finna di House of Wok, BG Junction Surabaya.

House of Wok di Mal BG Junction Surabaya

House of Wok baru buka di mal BG Junction, Jalan Bubutan, Surabaya. Ahad lalu, 3 Maret 2024, saya berjalan-jalan di mal yang letaknya berseberangan dengan Pasar Blauran tersebut. Saat kaki melangkah ke lantai Ground Level (GL), tak sengaja mata saya tertumbuk pada keramaian di dekat outlet atau stan Cheon, corndog, makanan kesukaan oppa Kim Seon-ho--aktor Korea favorit. Yup, penyebab keramaian itu rupanya  restoran House of Wok yang baru dibuka per 3 Maret 2024.

Restoran yang menjual makanan otentik citarasa Asia ini memang cabangnya sudah di mana-mana di Surabaya. Terkenal dengan porsinya yang melimpah, per menu bisa untuk 2-3 orang. Beberapa papan karangan bunga yang mengucapkan selamat atas pembukaan resto, berjejer rapi di depan restoran. Hampir seluruh meja terisi penuh pada pukul setengah dua belas siang. 

Keramaian restoran itu membetot perhatian saya. Penasaran dong, soalnya biasanya restoran yang baru buka menawarkan promo. Untungnya, ada dua banner yang berdiri di ujung bagian. Banner pertama memperlihatkan foto nasi goreng dengan keterangan Opening Promo, Diskon 50 persen untuk nasi goreng Finna. Syaratnya, berlaku 3-4 Maret 2024, untuk 100 orang pembeli pertama per hari yang makan di tempat atau dine-in. Kemudian banner kedua, yang ukurannya lebih besar, memperlihatkan foto beberapa makanan dan minuman andalan.

Menu andalan di House of Wok BG Junction Surabaya
Menu andalan House of Wok di BG Junction, Surabaya.

Saat asyik mencermati banner, seorang pegawai restoran yang mengenakan seragam biru menghampiri saya. "Selamat siang, House of Wok baru buka. Silakan mampir, ada promo," kata pegawai perempuan tersebut.

Saya menunjuk banner pertama. "Ini yang promo nasi goreng saja atau ada menu lain?"

"Untuk opening promo, nasi goreng Finna, Kak. Diskon 50 persen dari harga normal Rp 65 ribu. Satu porsi bisa untuk 3-4 orang," ia menjelaskan dengan nada ramah.

Jujur saja, saya tergiur dengan diskon 50 persen dan porsi yang melimpah. Saya pun segera mengiyakan. Dengan sigap dan ramah, pegawai resto itu mencarikan saya tempat duduk untuk dua orang. Pegawai resto yang lain--seorang pria, membawakan buku menu. Ia balik lagi membawakan dua buah piring dengan dua pasang sendok-garpu yang terbungkus rapi, sekotak tissue, dan sebotol saus sambal Finna.

"Mau pesan sekarang, Kak?" tanya pegawai resto tersebut. 

"Kami pesan satu nasi goreng Finna. Apakah bisa dibuat tidak pedas?" tanya saya.

"Aslinya nasi goreng Finna punya citarasa agak sedikit pedas. Tapi bisa kalau dibuat tidak pedas sama sekali," jawab pegawai resto.

"Baik, Pak. Pesan satu yang tidak pedas sama sekali. Untuk minumannya, satu teh manis panas dan satu lemon tea panas ya," kata saya 

Ia mencatat pesanan saya di kertas kecil khusus menerima pesanan. "Baik, pesanan akan segera kami proses. Untuk buku menu, apakah bisa saya bawa?"

"Saya mau lihat-lihat menu resto di buku menu, boleh ya, Pak?"

Ia mengangguk sambil tersenyum. "Silakan, Kak." Ia bergegas menuju meja kasir yang terletak di bagian ujung dalam resto, untuk menyampaikan pesanan saya.

Saat melihat-lihat buku menu, saya mendapati kalau House of Wok juga punya menu nasi goreng lainnya, seperti nasi goreng Jawa. Mayoritas memang menu ala Chinese Food seperti capcay dan sapo tahu. Biarpun makanan Chinese Food, namun seluruh makanan yang ditawarkan halal dan tidak ada babi. 

Menu Chinese Food House of Wok halal.
Menu di House of Wok tidak mengandung babi. 


Menu minuman tak kalah menggiurkan. Selain jus, ada es doger yang penampilan di fotonya sungguh menggugah selera. Sayangnya, saya sedang agak tak enak badan sehingga tak berani minum minuman dingin. Saya berpikir untuk memesan minuman itu pada kunjungan berikutnya.

Selagi menunggu, saya mencoba mengamati interior restoran yang dominan warna merah. Paling suka saat melihat bagian ubin yang corak keramiknya terkesan vintage. Ubin yang motifnya biasa dipakai rumah-rumah jadul peranakan. 

House of Wok di BG Junction Surabaya
Suasana saat pembukaan restoran House of Wok di BG Junction Surabaya.


Tak ada satupun meja yang kosong hari itu. Begitu tamu beranjak, pegawai selesai membersihkan meja, langsung ada tamu lain yang singgah. Pegawai resto mondar-mandir membawa baki berisi nasi goreng. Rupanya menu andalan opening promo itulah yang kebanyakan dipesan orang. 

Minuman yang kami pesan datang duluan. Segelas teh lemon hangat dan teh manis panas. "Sabar ya, Kak. Nasi gorengnya yang tidak pedas sedang diproses," ucap pegawai resto.

Sekitar 15 menit menunggu, akhirnya nasi goreng Finna kami pesan tiba. Sumringah.

*

Review Nasi Goreng Finna House of Wok


Omong-omong, Finna adalah sebuah merek yang terkenal dengan kerupuk udang di Surabaya. Selain kerupuk udang, ada pula makanan khas Jawa Timur lain yang diproduksi perusahaan Finna. Misalnya saus tomat dan sambal Finna.  

Aroma saus tiram menguar di udara ketika nasi goreng Finna House of Wok dihidangkan. Warnanya merah merona. Menggoda. Nasi goreng disajikan di sebuah piring putih berdiameter sekitar 30 sentimeter. Pada sisi pinggirnya tercantum label Wok.

Nasi goreng Finna di House of Wok BG Junction Surabaya
Penampilan nasi goreng Finna di House of Wok, BG Junction Surabaya.


Penampilan nasi goreng berwarna merah tak asing buat saya yang penyuka Chinese Food. Warna merah karena saus tomat, walau dalam proses masaknya juga menggunakan saus lain seperti saus tiram. 

Berbeda dengan nasi goreng Jawa yang cenderung berwarna kecoklatan, warna merah memang khas nasi goreng ala Chinnese Food. Irisan timun tipis-tipis terletak di bagian sudut nasi goreng Finna. Warna merah nasi goreng berpadu warna hijau kacang polong segar. Irisan telur dadar orak-arik yang berwarna kuning keemasaan. Tak ketinggalan, udang tanpa kulit yang kecoklatan. 

Porsi nasi goreng yang melimpah, cocok buat yang suka makan menu tengahan. Saya mengmbil beberapa sendok goreng ke piring saya. Tak sabar mencicip. Perlahan jemari kanan mengarahkan sesuap nasi ke mulut.  

Hmmm. Enak, gurih. Rasa saus tiram yang kental berpadu saus tomat menari di lidah. Kacang polongnya empuk. Pun dengan udangnya yang kenyal dan lezat. Satu setengah jam berlalu. Saya gagal menghabiskan satu porsi, lantaran saking melimpahnya. Terlalu sayang kan.

Usai membayar di kasir, saya meminta nasi goreng yang masih tersisa banyak di piring untuk dibungkus. Lumayan, bisa buat jatah makan malam. 

Batin saya dalam Javanese-English, baleniable nih. Saya penasaran dengan sapo tahu dan es dogernya. Oya, House of Wok juga punya beberapa menu paket.

Menu paket House of Wok BG Junction Surabaya.
Menu paket di House of Wok BG Junction Surabaya.


***

Salam hangat,
Kata Nieke


Senin, 18 Desember 2023

Pengalaman Buruk Saat Promo Buy One Get One, Jangan Terjadi di Kamu

Niat hati belanja roti buy one get one. Saat dimakan rumah, ternyata rotinya sudah jamuran. Lho, kok bisa?


Saya memutuskan curhat di blog pengalaman beli roti promo buy one get one yang ternyata ada yang kadaluwarsa. Semoga teman pembaca juga berhati-hati kala membeli barang.

Ceritanya saat itu saya sedang jalan-jalan di sebuah mal di Surabaya. Sebenarnya sudah mau pulang. Lalu saya melewati sebuah lantai yang ada stan roti dan bakery. Stan itu bersebelahan dengan stan minuman kekinian, sepertinya satu pemilik karena menyatu dengan bagian bakery.

Ternyata tiap pukul setengah sembilan malam, menjelang mal akan tutup, stan roti itu memang selalu mengadakan promo buy one get one. Tak heran kalau antrian mengular. 

Saya penasaran. Beberapa kali pernah beli roti itu, tapi belum pernah mencoba saat ada promo buy one get one menjelang mal tutup. Jadilah saya masuk dalam antrian mencari roti, terutama roti yang pernah saya beli dan menurut saya enak. Sayangnya, roti yang saya cari sudah habis. 

Saya mencari-cari roti lain yang kelihatannya menarik. Kesalahan saya adalah larut dalam euforia. Dalam situasi promo buy one get one, orang-orang seperti bersaing siapa cepat dia dapat. Cepat-cepatan dapat roti. Lalu mengantri dan bayar.

Saya seperti larut dalam 'kepanikan', wah nanti tidak kebagian roti. Jadinya asal ambil roti yang kelihatan enak dan worth it. Saya ambil roti satu lagi untuk gandengan promonya. 

Ohya dalam sistem promo buy one get one ini, nanti roti yang dibayar konsumen adalah harga yang termahal. Gratisnya adalah yang harganya leboh rendah. Contoh, saya ambil roti Rp 35 ribu dan Rp 25 ribu, maka saya hanya bayar Rp 35 ribu.

Saat itu saya juga mengambil minuman kekinian yang ditaruh di meja promo. Lalu mengambil satu minuman lagi agar mendapat promo buy one get one. Minuman-minuman ini sudah jadi dan dipajang di sebuah meja.

Sempat mengantri sekitar 10 menit. Begitu selesai membayar di kasir, rasanya lega dan senang. Saya berencana makan dan minum sesampainya di rumah.

Cuaca Surabaya memang sangat panas meskipun sudah memasuki musim hujan. Bahasa Jawanya sumuk, atau dalam bahasa Indonesia gerah. Begitu menghempaskan tubuh di sofa, saya menyalakan televisi ke saluran drama Korea dari televisi berlangganan. Saya meraih sebuah gelas berisi minuman kekinian hasil berburu promo buy one get one.

Dahi saya otomatis mengernyit begitu merasakan sedotan pertama. Kok minuman ini rasanya aneh ya. Agak kecut. Saya membau minuman itu. Kok... seperti ada bau basi. Akhirnya saya membuka tutup kemasan dan memeriksa cairan minuman itu. Aroma minuman basi menguar di udara. Astaga!

Kok bisa ya, minuman basi dijual?
 
Kemungkinan, faktor yang menyebabkan minuman ini cepat basi adalah kandungan susu murninya. Apalagi kalau minuman jadi ini tidak diletakkan dalam pendingin khusus. Saya sempat memotret minuman itu dengan rencana mengirim ke media sosial pengelola kafe secara pribadi.

Saya mencoba minuman satunya. Untungnya, minuman yang ini tidak bermasalah. Masih layak konsumsi. 

Penasaran, saya memeriksa roti-roti yang telah saya beli. Jangan-jangan ada yang bermasalah. Saya mencicip roti isi keju. Memakannya perlahan dengan merobek bagian ujungnya terlebih dulu. Saya menghela napas lega. Aman.

Giliran roti kedua. Saya mencubit bagian ujung dan mengunyahnya. Hmm, rasanya kok aneh. Seperti roti yang sudah jamuran. Masalahnya, roti ini berwarna gelap. Jadi tidak kelihatan apakah benar berjamur atau tidak. 

Jujur saja, saya merasa kesal. Apakah ini unsur kelalaian atau kesengajaan? Entahlah. Saya kembali memotret roti itu juga sebagai bahan komplain untuk dikirimkan dalam bentuk pesan pribadi ke kafe dan bakery bersangkutan.

Selama 30 menit, saya berusaha mengenyahkan kekesalan dan emosi akibat makanan dan minuman kadaluwarsa. Saya mengalihkan emosi dengan menonton drakor di televisi. Walau pikiran saya mengembara. 

Saya kembali memeriksa kemasan roti. Ternyata memang tak mencantumkan tanggal kadaluwarsa. Padahal biasanya roti kemasan merek lain selalu ada tanggal tenggat layak konsumsinya. Saya juga memeriksa kemasan minuman kekinian. Dan ternyata ada stiker kecil--hampir tak terlihat, yang mencantumkan tanggal minuman itu dibuat adalah sehari sebelumnya. 

Duh. Duh!!!


Pelajaran buat saya dan agar tak terjadi pada teman pembaca

Bagaimanapun produk kadaluwarsa tak layak dijual ke konsumen. Sebenarnya kesalahan di penjual atau pengelola kafe/bakery. Namun, ada hal-hal yang bisa dilakukan di pihak konsumen untuk mencegah mengalami hal buruk seperti saya.

1. Kalau ada promo buy one get one, jangan larut dalam euforia. Tetap waspada sebagai konsumen dengan memeriksa kandungan makanan dan minuman yang dibeli. Cek pula tanggal kadaluwarsanya. Apabila produk tidak mencantumkan label tanggal kadaluwarsa, tanyakan dan pastikan pada penjual. 

2. Cek secara fisik produk yang hendak dibeli. Kadang karena promo dan antrian membludak, orang cenderung terbawa suasana ingin cepat dan terburu-buru. Tetap tenang, sehingga akal sehat bisa bekerja. Cek mulai dari kemasan hingga fisik makanan dan minuman.

3. Kalau sebuah toko rutin bikin promo buy one get one, bisa survei dengan datang 30 menit sebelumnya ke lokasi. Cek roti yang ingin dibeli. Lalu tunggu hingga tiba waktu promo, lalu ke kasir. Dengan cara ini, kita juga tak perlu berebut barang dengan pengunjung lain. 

Demikian pengalaman buruk saya saat berbelanja promo buy one get one. Apakah teman pembaca pernah mengalami hal serupa?

Salam,
Kata Nieke





Minggu, 22 Oktober 2023

Kafe Pisang di Rumah Sakit PHC Surabaya

Kafe Pisang. Baru kali ini menemukan kafe yang membuat saya merasa tak berada dalam rumah sakit.


Kafe Pisang Rumah Sakit PHC Surabaya
Kafe Pisang RS PHC, Perak, Surabaya.
Foto @katanieke


Namanya Kafe Pisang, letaknya di bagian belakang Rumah Sakit PHC (Primasatya Husada Citra) Surabaya. Kafe ini menyediakan berbagai menu sehat (healthy food).

Kafe dalam rumah sakit, mungkin hal biasa. Kebanyakan rumah sakit biasanya punya kafe, kantin, kafetaria di areanya. Saya memutuskan menulis Kafe Pisang bukan hanya lantaran cita rasa makanannya yang enak, juga karena terkesan dengan pelayanannya.

Awal saya mengenal Kafe Pisang sebenarnya pada 2015. Saat itu Bapak saya (kini sudah wafat) dirawat karena stroke. Sayalah yang berjaga dan merawat Bapak di rumah sakit selama sekitar sebulan. 

Bapak saya memperoleh kamar yang dihuni tiga orang pasien. Ranjang Bapak di bagian tengah, dengan tirai di sisi kiri dan kanan yang memisahkan dengan dua pasien lainnya. Pasien yang berada dekat pintu adalah seorang pria seusia Bapak, penderita kanker.

Seorang perawat memberitahu saya keberadaan Kafe Pisang, kala perut saya meronta kelaparan di atas pukul sembilan malam. Sementara warung-warung di seberang rumah sakit sudah tutup. 

Letak kafe itu sebenarnya agak jauh dari posisi ruangan Bapak yang berada di lantai dua. Saya mesti melewati lorong kamar-kamar, lorong jembatan, menuruni tangga, lalu melewati lagi selasar hingga berbelok menuju tempat parkir. Dan akhirnya saya menemukan Kafe Pisang.


Suasana Kafe Pisang di RS PHC yang Instagramable
Suasana depan Kafe Pisang di RS PHC Surabaya.
Foto @katanieke


Kafe itu masih ramai dengan beberapa pengunjung. Kebanyakan juga orang yang menunggui pasien yang sedang dirawat. Rupanya kafe Pisang buka 24 jam dengan sistem shift karyawan. Saya segera meminta buku menu kepada karyawan. 

Usai membaca menu, saya memutuskan memesan nasi goreng Hong Kong dan kentang goreng. 

"Mau dimakan di sini atau mau dibawa ke kamar, Kak?" tanya karyawan pria itu. "Kalau take away, Kakak ke kamar saja, nanti makanannya diantar."

Wow. Ternyata makanannya bisa diantar. Saya memutuskan makan di tempat karena Bapak saya sudah tidur. Saya juga jenuh seharian penuh--berhari-hari di ruangan yang sama. Saya butuh sedikit 'me time'.

Saat dihidangkan, rupanya porsi nasi goreng Hong Kong sangat banyak. Berlimpah. Wah muat tidak ya di perut. Mana masih ada kentang goreng. 

Niat hati mau 'me time' sejenak sambil makan. Namun hati tidak tenang. Soalnya terkadang di atas jam sembilan malam, dokter jaga atau perawat singgah untuk cek pasien kamar. Nasi goreng baru termakan separuh, saya minta dibungkus. Begitu pula dengan kentang gorengnya. Buru-buru saya kembali ke kamar rawat inap Bapak saya.

Kala itu, Kafe Pisang juga melayani pemesanan melalui telepon di resepsionis kamar rawat inap. Biasanya makanan akan diantar hingga meja resepsionis untuk diambil pemesan.  Kalau jaga malam, saya kerap memanfaatkan layanan ini. 

Pelayanan yang baik dan kualitas makanan yang enak dari Kafe Pisang membuat saya terkesan. Toh, saya tak berkunjung kembali ketika Bapak keluar rumah sakit setelah dirawat sebulan. Kafe Pisang tak buka cabang, lokasinya hanya di RS PHC yang letaknya di kawasan Tanjung Perak, Surabaya Utara.

*

Nostalgia Kafe Pisang


Review kuliner, review kafe, kafe Pisang Surabaya
Suasana Kafe Pisang yang bikin lupa kalau ini di rumah sakit.
Foto @katanieke


Beberapa tahun kemudian, sekitar Juni 2023, saya kembali ke RS PHC Surabaya. Saya mengantar Ibu saya untuk pemeriksaan kesehatan. Kunjungan pertama setelah sekian tahun tak menginjakkan kaki di RS PHC. Jadwal dengan dokter waktunya sore. Antrian konsultasi dokter lumayan panjang, sehingga baru keluar sekitar pukul delapan malam.

Lantaran lapar, saya dan Ibu beranjak menuju Kafe Pisang. Sepanjang jalan, melewati lorong dan selasar, ingatan masa saya menemani mendiang Bapak seperti film. Berkelebatan. 

Hingga langkah kaki sampai di depan Kafe Pisang. Saya agak pangling karena bentuk bangunannya telah berubah dan menjadi lebih modern. Mungkin mereka merenovasi agar kafe menjadi lebih nyaman bagi pengunjung.


Desain interior Kafe Pisang RS PHC
Suasana Kafe Pisang di RS PHC Surabaya.
Foto @katanieke


Suasana depan kafe, sebelum pintu masuk, terdapat display sepeda ontel dengan suasana saung. Sebuah meja kayu panjang denga anglo dan wajan dari tanah liat. Mencoba menghadirkan sedikit suasana desa. Hiasannya cukup instagramable, cocok untuk berfoto-foto. Cukup out of the box untuk sebuah kafe yang berada di area rumah sakit. 

Setelah itu, kami memasuki ruang kafe. Semilir sejuk pendingin ruangan menyambut. Dalam kafe berubah total dari kenangan saya. Meja kursi dan hiasan-hiasan ditata sedemikian estetik. Mungkin lantaran sudah malam, kafe tak ramai. Hanya ada satu pengunjung.

Seorang karyawan menyambut dan memberikan menu, ketika kami duduk. "Silakan, Bu," ucapnya.

Banyak menu baru di buku menu. Kebanyakan masakan Indonesia. Nasi goreng Hong Kong favorir saya masih ada. Menu barunya seperti nasi goreng rawon, oseng buntut, sop buntut, sop iga, tongseng, ayam geprek, soto ayam Teluk Bayur, dan masih banyak lagi.

Menu kafe Pisang RS PHC Surabaya
Menu di Kafe Pisang RS PHC Surabaya.
Foto @katanieke


Kami memesan bihun goreng ayam dan mie kuah Pelabuhan. Namanya unik ya, mie kuah pelabuhan. Bikin penasaran. 

Saat menunggu makanan datang, dua pengunjung perempuan masuk ruangan kafe. Karyawan yang tengah berdiri di depan meja kasir yang letaknya dekat pitnu masuk menyambut dengan sopan.

"Mohon maaf, kafenya sudah closed order," katanya.

Ternyata kini Kafe Pisang tidak lagi buka 24 jam seperti beberapa tahun lalu, saat saya berjaga merawat Bapak saya. Sejak pandemi, Kafe Pisang tutup pesanan (closed order) pukul setengah sembilan malam. Kafe ditutup sekitar pukul setengah sepuluh malam.

Tak berapa lama, menu pesanan kami tiba. Bihun goreng ayam menurut saya enak. Tidak pedas. Tidak berminyak. Bikin orang lahap makan. Potongan daging ayam, sayur dan wortel yang dicincang terasa menyatu. Dengan harga hanya Rp 25 ribu, ini sih luar biasa.

Bihun goreng Kafe Pisang RS PHC Surabaya
Bihun goreng ayam ala Kafe Pisang RS PHC Surabaya.
Foto @katanieke


Sementara mie kuah pelabuhan ternyata mie kuah yang dihidangkan dengan mangkok besar. Saya paling suka rasa kuahnya, kaldunya terasa sekali. Bumbunya tak ada micin. Saya bisa merasakan ada campuran kunyit. Ini jadi menu favorit saya. Harganya juga hanya Rp 25 ribu.

Mie Kuah Pelabuhan Kafe Pisang di RS PHC Surabaya
Mie Kuah Pelabuhan ala Kafe Pisang RS PHC Surabaya.
Foto @katanieke


Beberapa menu baru lainnya berkesempatan saya coba saat saya kembali ke rumah sakit mengantar ibu saya periksa dokter.  Menu lainnya rata-rata enak.

Terkesan Pelayanan


Suatu waktu, dokter memberi instruksi ibu saya menjalani operasi. Hari itu Jumat. Saya, ibu, ditemani seorang tetangga berangkat lebih awal ke rumah sakit. Ternyata jadwal agak mundur sedikit, operasi sekitar pukul 13.00 siang. Perawat menyarankan Ibu saya untuk makan siang terlebih dulu. Saat itu masih pukul 11.00.

Bergegas kami ke arah Kafe Pisang. Sayangnya, saat itu kafe sedang bersiap tutup sebentar karena kokinya hendak melaksanakan ibadah Jumatan. Seorang karyawan menyarankan kami ke sebuah kantin.

"Wah, di situ makanannya berminyak. Ibu saya dilarang makan makanan yang berpotensi bikin batuk," kata saya. Saya kemudian menjelaskan, Ibu saya dalam satu jam ke depan akan menjalani operasi. Kami juga bakal tidak sempat kalau harus keluar lokasi rumah sakit.

"Bu, kalau makanannya.yang sudah siap saji, kira-kira berkenan, nggak? Ada soto yang tinggal dihangatkan," ia menawarkan.

Tentu saja kami menerima tawaran itu. Apalagi menu soto itu justru sesuai dengan bayangan saya. Makanan yang hangat. Tak berminyak. "Boleh banget," ucap saya.

Tak sampai sepuluh menit, hidangan sudah disajikan di meja. Kami dipersilakan untuk makan dengan tenang di dalam kafe. Wah, ini sungguh pelayanan yang luar biasa. 

Ibu saya bisa makan dengan tenang. Saya dan tetangga yang menemani pun demikian. Singkat cerita, operasi yang dijalani Ibu saya juga lancar.  Ibu tak rawat inap pasca-operasi. Kami bersyukur hari itu semua berjalan dengan lancar. Salah satunya, tentu juga karena pertolongan makan siang dari karyawan Kafe Pisang.

Lantaran itulah tulisan ini saya buat. Sebagai bentuk penghargaan atas servis yang baik, bukan karena endorsement atau tulisan berbayar. 

Kafe Pisang RS PHC Surabaya
Kafe Pisang RS PHC Surabaya.
Foto @katanieke

Salam, 
Kata Nieke



Senin, 09 Oktober 2023

Review Resto Seoul Bunsik, Nuansa Korea di Tunjungan Surabaya

Ramainya resto makanan Korea Seoul Bunsik di Jalan Tunjungan Surabaya bikin saya penasaran. Pengunjung sampai mengantri di trotoar.

Seoul Bunsik Tunjungan Surabaya kuliner Korea
Seoul Bunsik, resto makanan Korea di Tunjungan, Surabaya.
Foto oleh @katanieke

*

Sudah sejak lama saya dan bestie Effie ingin menjajal makanan Korea di Seoul Bunsik, Jalan Tunjungan Surabaya. Sebenarnya ide ini datang dari Effie. Kami berencana bertemu, ngobrol sambil makan. Lalu terlontarlah ajakan itu.

"Niek, kamu tahu enggak di Jalan Tunjungan itu ada resto Korea?" tanya Effie.

Hah? Waduh, padahal saya kerap wira-wiri jalan Tunjungan tapi kok ketinggalan info soal ini ya. "Oya? Sebelah mana?"

Effie kemudian membuka mesin pencari Google di ponselnya. Ketik nama resto, tadaaa... keluar Seoul Bunsik, alamat, berikut beberapa fotonya. Ia menunjukkan temuannya di layar ponsel.

"Owww, padahal sering lewat jalan Tunjungan. Kok enggak pernah merhatiin ya," saya bergumam.

"Sepertinya ini di sisi sebelah kanan Tunjungan," ucap Effie setelah membuka peta di Google.

"Boleh, yuk kita cobain."

Effie menyalakan mesin mobilnya. Cuaca siang itu terik. Saat itu sekitar pukul setengah satu siang. Perut juga sudah meronta-ronta. Kami berencana makan siang di Seoul Bunsik.

Kuliner Korea Seoul Bunsik di Surabaya
Seoul Bunsik Tunjungan Surabaya.
Foto oleh @katanieke

Sesampainya di Jalan Tunjungan, mobil sengaja melipir di sisi kanan. Mobil diparkir di tempat khusus parkir mobil yang kami perkirakan letaknya tak begitu jauh dari Seoul Bunsik. Lalu kami berjalan kaki.

Ternyata memang tidak jauh. Sayangnya, kami hanya dapat menatap bangunan resto Seoul Bunsik yang masih tertutup separuh tirai besinya. Di pintu terpampang tulisan 'Closed'. Ah! Rupanya Seoul Bunsik baru buka pukul lima sore. Effie membuka ponselnya dan mencermati hasil pencariannya di Google.

"Ya ampun, aku tadi lupa lihat jam bukanya. Ternyata ada di sini, memang buka jam 5 sore," tuturnya.

Akhirnya kami memutuskan jalan sepanjang Jalan Tunjungan, masuk ke Pasar Tunjungan dan memilih salah satu resto di sana. Toh, kami masih penasaran dengan Seoul Bunsik. Maka kami pun merencanakan kembali untuk makan bersama di sana, di waktu berikutnya.

Kali ini kami merencanakan dengan matang agar tidak kecele. Bahkan, kami janjian memakai dress code: baju seragam SMA ala drama Korea. Alhasil saya jadi riset nonton trailer drakor-drakor yang tokohnya anak SMA. Mengamati baju seragamnya seperti apa. 

Kebetulan saya baru saja menuntaskan nonton B*tch X Rich yang pemeran utamanya Yeri Red Velvet. Suka banget dengan seragam SMA yang pakai blazer. Langsung deh buka lemari, cari-cari blazer, kemeja putih, dan rok hitam selutut. Nemu! Plus, saya kreasikan dengan vest warna coklat. Lumayan juga untuk orang yang enggak pernah beli baju baru selama 10 tahun. (Iya, saya diet pakaian demi lingkungan).

Lantaran kami kini tahu Seoul Bunsik buka sore, maka jam janji bertemu pun menjadi pukul 4 sore di Indomaret Jalan Tunjungan. Bangunan Indomaret persis berada di sebelah Seoul Bunsik. Sambil menunggu, kami duduk-duduk dulu sambil ngeteh atau ngopi di Points Indomaret.

Saat saya datang, ternyata Effie sudah tiba duluan di Indomaret Tunjungan. Ia memilih kursi meja yang berada di sisi luar bangunan. Pakaian Effie tak kalah keren dan mengandalkan koleksi pakaian yang sudah ada. Rok selutut, kemeja putih dan sweater warna abu-abu. Persis gaya-gaya seragam SMU di drakor.

Pukul lima sore, kami sudah melihat antrian pengunjung di depan Seoul Bunsik. Jadi kami memutuskan menunggu antrian mereda. Menjelang pukul setengah enam, kami beranjak ke Seoul Bunsik.


Review Seoul Bunsik

Bangunan resto Seoul Bunsik menyerupai resto street food ala Korea. Pada sisi sebelah kanan terdapat kaca putih besar yang memperlihatkan tempat memesan makanan beserta beberapa hidangan. Kayak masakan Padang itu lho, kan biasanya ada yang dipajang di meja kaca. Sementara di sisi kiri dindingnya dicat oranye, terdapat cermin. Pintu masuk tepat di tengah.

Kuliner Korea di Surabaya
Seoul Bunsik di Jalan Tunjungan Surabaya.
Foto oleh @katanieke

Menu resto dipasang di sisi jendela kaca agar orang yang berada di luar bangunan bisa mengetahui menu sebelum memutuskan masuk. Seorang karyawan resto pria mengenakan seragam berdiri dekat pintu masuk sambil membawa buku menu.

"Ada yang bisa dibantu, Kak?" ia bertanya ketika melihat saya sedang membaca menu yang terpasang di jendela kaca.

"Ya, kami mau makan di sini," jawab saya. Saya dan Effie menunjuk nama makanan yang kami minati di menu.

"Untuk menu ramyeon, itu porsinya sangat banyak, Kak. Jadi bisa untuk dua orang. Nanti disediakan mangkok dan peralatan makan," dia menjelaskan.

Kemudian ia mempersilakan kami masuk, apalagi bagian dalam sudah tidak terlihat antrean. Begitu memasuki ruangan, kami disambut ucapan "annyeonghaseyo" dengan pengucapan logat Korea. Seorang pria yang tekstur wajahnya khas Korea yang mengucapkannya. Ia berpakaian kasual. 

Food review Seoul Bunsik Tunjungan Surabaya
Seoul Bunsik di Jalan Tunjungan Surabaya.
Foto oleh @katanieke

Kami dipersilakan memesan langsung di kasir. Selain ramyeon, saya dan Effie tertarik memesan tteobokki. Kasir menjelaskan bahwa tteobokki pedas. Wah, jujur saja, saya orangnya tidak kuat makan makanan pedas. Bertolak belakang dengan Effie. Akhirnya saya pesan gimbab dengan cheddar yang kejunya mantul banget. 

Usai membayar kami diberi sebuah alat berukuran kecil yang akan berbunyi apabila hidangan telah siap. Pengunjung mesti mengambilnya sendiri ke bagian kasir. Sambil menanti, saya dan Effie naik ke lantai dua. Kami memutuskan duduk di sana.

Sekitar lima belas menit, alat kecil itu berbunyi. Saya turun ke bawah mengambil makanan yang kami pesan. Sebelum makan, kami memotret-motret makanan dulu. 

Saya terkesan dengan porsi ramyeon yang benar-benar jumbo. Mangkoknya saja super besar. Rupanya karyawan yang tadi menjelaskan kepada kami tidak hiperbola, tapi realita. Sementara gimbab keju cheddar panjangnya sekitar 30 sentimeter dengan ukuran yang montok. 



Ramyeon sebenarnya pedas. Entah kenapa lidah saya masih bisa toleransi. Kuah ramyeonnya itu segar dan seperti ada rasa kimchinya. Warna kuahnya merah menggoda dengan aroma yang sedap. Sementara gimbabnya pulen. 

Effie memutuskan memesan tteobokki. Ia turun ke bawah. Sekitar lima menit kemudian, ia kembali ke meja sudah dengan membawa sepiring tteobokki di tangannya. Penampakan tteobokki? Huaduh, kuahnya lebih merah daripada ramyeon. Dan memang, tteobokki ini di lidah saya terasa pedas--walau menurut Effie level pedasnya biasa saja. Hahaha. 

Tteobokki di Seoul Bunsik
Tunjungan Surabaya. Foto @katanieke

Saya mengambil tteobokki ke mangkok kecil saya dan menyiramnya dengan kuah ramyeon. Mengaduk-ngaduknya sebentar dengan harapan rasa pedasnya bisa dinetralisir dengan kuah ramyeon. Lalu memasukkan potongan kecil ke mulut. Aha, berhasil. Tteobokkinya jadi tidak pedas!

Saya dan Effie merasa makanan ini cocok di lidah. Entah apakah karena kami juga penggemar drama Korea. Saya juga terkesan dengan pelayanan resto yang cukup sat-set dan karyawan yang sanggup menjelaskan detail menu makanan ke pengunjung.

Kami berencana balik lagi ke Seoul Bunsik untuk mencicip bingsoo--semacam es campurnya atau es telernya Korea.

Seoul Bunsik, Jalan Tunjungan no. 64 Surabaya (sebelah Indomaret). 

Buka pukul 17.00-22.00.


Salam, 

Kata Nieke

Kamis, 15 Desember 2022

Bus Otomatis Pertama di Indonesia Ada di The Breeze BSD City

Bus otomatis pertama di Indonesia yang dihadirkan Sinar Mas Land ada di The Breeze, BSD City. Kepoin, yuk.


First autonomous vehicle in Indonesia is at Green Office Park, BSD City
Bus otomatis tanpa sopir pertama di Indonesia di The Breeze, BSD City, Tangerang, Banten. Sumber foto: Sinar Mas Land.


Jumat, 04 November 2022

Kuliner di Kediri: Lezatnya Ikan Bakar di O Seafood

Nemu tempat makan enak di Kediri, Jawa Timur. Resto O Seafood ini menyajikan ikan segar dalam menunya dengan harga terjangkau. Ini reviewnya.

Review kuliner Kediri restoran O Seafood ikan bakar
Pengalaman makan siang di resto O Seafood, Mojoroto, Kediri.
Foto pribadi @katanieke

Jumat, 14 Oktober 2022

Jogja, Bagiku adalah 'Rumah' Kedua

Sekadar cerita tentang Jogja, yang bagiku sudah menjadi rumah kedua.



Rabu, 27 Juli 2022

Halo Surabaya Heritage: Review Resto

Suka makanan Indonesia dengan suasana rumah kuno? Coba makan di Halo Surabaya Heritage.

Review resto Halo Heritage Surabaya
Review resto kafe Halo Surabaya Heritage, Jl Kartini, Surabaya.

Sabtu, 18 Juni 2022

3 Cara Berlibur di Surabaya yang Anti-Mainstream

Itinerary liburan di kota Surabaya yang unik dan anti-mainstream. Penasaran?

itinerary liburan ke Surabaya anti-mainstream
Itinerary ke Surabaya anti-mainstream.

Selasa, 14 Juni 2022

5 Cara Liburan Murah dengan Kantong Tipis

 Pengin liburan tapi kantong lagi tipis? Liburan itu enggak harus mahal lho. Ini 5 cara liburan dengan bajet murah.

tips liburan murah
Tips liburan hemat dan murah.

Jumat, 04 Desember 2020

Petualangan di Jalur Pantai Utara Flores

Jalur Pantai Utara Flores menyajikan beragam keindahan alam mulai dari pantai, savana, bukit, dan pegunungan. Kisah perjalanan saya ke Maumere, Nusa Tenggara Timur, pada akhir Oktober 2012. 


padang savana di Flores
Padang savana di jalur pantai utara pulau Flores, Indonesia. Foto: Nieke

Rabu, 25 November 2020

Virtual Tour ke Antariksa: Main ke Bulan dan Planet Mars

Ingin tahu rasanya traveling ke antariksa? Ini cerita saya ikut virtual tour ke antariksa, bulan, dan planet Mars.


virtual tour ke antariksa
Ilustrasi bumi dari luar angkasa. Sumber foto: Canva.

Senin, 26 Oktober 2020

Virtual Tour ke Verona: Mencari Romeo Juliet di Italia

Banyak turis berwisata ke Verona mencari jejak Romeo Juliet karya William Shakespeare. Kisah cinta Romeo Juliet, fiksi atau nyata?

Verona Italia Romeo Juliet
Kota Verona, Italia, latar kisah Romeo Juliet. Sumber foto: Canva, poster film official.

Rabu, 30 September 2020

Dieng, Candi Misterius di Tanah Para Dewa

Melihat candi-candi di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, membuat kita berimajinasi menjadi seperti Indiana Jones. 


Ilustrasi Dieng, Jawa Tengah
Ilustrasi  negeri atas awan. Sumber foto: Canva.

Selasa, 22 September 2020

Wisata Virtual ke Seoul dan Nostalgia Drama Korea

Cerita perjalanan saya ke Seoul dengan virtual tour. Napak tilas lokasi drakor dan mencari asal mula Korean Garlic Bread.


Istana Gyeongbok, Seoul
Saya di istana Gyeongbok, Seoul, 2015. Foto: Nieke.

Jumat, 18 September 2020

Berlibur ala Eat, Pray, Love di Telaga Sarangan

Kalau ingin menjalani liburan ala Eat, Pray, Love seperti Elizabeth Gilbert ternyata tak mesti harus ke Bali. Saya mencoba eat, pray, love versi saya di Sarangan, Magetan.

Telaga Sarangan, Magetan
Danau Sarangan. Foto: Nieke

Jumat, 07 Februari 2020

Rumah Boedi: Restoran Dekat Borobudur dengan Suasana Ubud

Kalau mau mencari restoran unik dengan suasana alami dengan suasana pedesaan, cobalah singgah ke Rumah Boedi di Kecamatan Borobudur, Magelang. Hampir dua jam dari Yogyakarta. Menu makanan enak, suasananya seperti di Ubud, Bali. 

Rumah Boedi Private Residences, Borobudur, Magelang. Foto: @katanieke

Jumat, 17 Januari 2020

Mengintip Kamar Mewah Rp 30 Juta per Malam di Hotel Majapahit Surabaya

Kalau mendengar kamar mewah di hotel yang harganya Rp 30 juta semalam, apa yang ada di benakmu? Sebagai anggota sobat missqueen dan kelas menengah ngehek, saya beruntung berkesempatan mengintip kamar itu. Kamar mandinya bath tube lapis emas, serasa putri bangsawan bayangin berendam di sana.


Jumat, 20 September 2019

Biar Liburan Asyik, Ini Cara Tetap Sehat Saat Traveling

 Bagaimana memastikan apa yang kita konsumsi masuk standar aman saat traveling? Ini termasuk kala belanja makanan dan minuman, camilan, oleh-oleh pangan yang kita beli. 


Ilustrasi liburan di tepi pantai. Foto oleh Nieke.

Minggu, 11 Agustus 2019

Cara Agar Rambut Panjangmu Tampak Indah di Foto-foto Liburanmu

Ingin agar rambutmu tetap terlihat indah di foto-foto liburanmu? Ini rahasianya.


Saya sedang berpose di Kebun Teh Lawang. Foto: Nieke.